Minggu, Maret 07, 2010

MEMBERDAYAKAN UKM MELALUI GOOGLE

Internet diyakini Riyeke Ustadiyanto menjadi jalur bebas hambatan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia. Dalam rangka merayakan ulang tahun ke-40 Media Indonesia, kami menyajikan 40 sosok terpilih. Berikut ini ialah sosok ke-34, pebisnis daring yang mengupayakan kiprah UKM ke jalur perdagangan internasional.

NAMA Pipin Girsang mungkin belum pernah Anda dengar. Pengusaha furnitur asal Jepara itu lebih diakrabi staf pembelian dari perusahaan Whiskey Crown Royal. "Order pertama mereka Januari 2009. Kami membuat king chair. Ini sudah masuk order ke-3," cerita Pipin melalui pesan di jejaring sosial Facebook, Minggu (7/3).

Kontak terbaru, lanjut Pipin, datang dari Apple. Ia diminta membuat casing untuk iPhone 3G. Pipin juga kerap mengerjakan pesanan furnitur dari Republik Dominika sampai Bahama. Pesanan mereka rutin sekitar dua kontainer per bulan.
"Aneh-aneh ya negaranya.
Tapi ini justru bukti, enggak ada yang enggak mungkin," kata Pipin yang tidak pernah bertemu muka dengan para pembelinya.

Andalan Pipin memang laman perusahaannya yang beralamat di Gabeart.com. Jika Anda mengetikkan indoor furniture pada kotak pencarian mesin pencari Google, Gabeart.
com akan terlihat di urutan ketiga pada halaman pertama. Posisi pencarian yang baik itulah yang kemudian mendatangkan pesanan dari luar negeri.

Untuk menempatkan situs toko pada halaman pertama Google, Pipin menyebut nama Riyeke Ustadiyanto yang akrab dipanggil `Mas Keke'.

Keke ialah pemilik Marketbiz.
net. Bisnisnya spesifik `mengurusi' search engine optimization (SEO) sebuah situs internet.
Marketbiz.net akan mengoptimasi laman sehingga mudah dicari melalui Google sesuai dengan produk yang dijual.

"Saya kenal Pak Keke sekitar lima tahun lalu. Saat itu dia sudah serius mempromosikan jasa SEO-nya. Orangnya juga cepat tanggap. Enak minta masukan sama dia," kata Pipin.
SEO Keke kerap menyelenggarakan pelatihan SEO bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Dia mengajari bagaimana seharusnya sebuah situs internet yang berfungsi sebagai etalase toko mudah ditemukan Google dan menarik pembeli. Keke menggunakan sejumlah teknik SEO, semacam teknik `membaca' otak mesin pencari Google sekaligus perilaku pasar.

Laman yang kaya visualisasi dan indah dipandang akan percuma saja jika tidak dikenali Google. Terutama karena Google merupakan mesin pencari paling populer saat ini. Namun Keke menekankan SEO hanya satu cara pemasaran daring.

"Yang lebih penting ialah penguatan kualitas produk mereka. Seperti apa pun populernya situs mereka di Google, percuma saja jika produknya buruk," kata Keke melalui telepon, Sabtu (6/3).

Keke bilang, hari itu ia sedang di Yogyakarta. "Sekarang memang lebih fokus pada monitoring UKM binaan. Ada sekitar 10 ribuan. Paling banyak di Yogyakarta, Solo, Jepara, dan Bali. Lebih spesifik ke bidang pariwisata dan perdagangan furnitur dan kerajinan tangan.
Orientasinya untuk pasar internasional," kata Keke.

Marketbiz sendiri berkantor di Denpasar, Bali. Perusahaan yang tidak mau repot-repot mengurusi SEO, bisa membeli jasa Marketbiz agar peringkat di Google membaik. Namun Keke sendiri mengaku lebih suka mengajari para pelaku UKM.
Lantaran itu, ia rajin menyelenggarakan `SEO Bootcamp', yaitu pelatihan SEO untuk UKM.

Penyelenggaraannya berkeliling dari kota ke kota. Yang terbaru, sesuai pengumuman di www.indonesiabootcamp.com, pelatihan akan diselenggarakan di Yogyakarta, April 2010.

Para peserta bootcamp, kata Keke, kelak bisa menjadi pengajar. "Sekarang sudah regenerasi. Tidak selalu saya yang turun, tapi ada pelatih hasil dari peserta bootcamp. Jumlahnya sudah 300-an," jelas Keke.

Ayah tiga putra itu kini lebih serius mengurusi riset. Upayanya melakukan pengawasan kepada UKM binaan ialah bagian dari uji silang risetnya.
"Itu untuk memeriksa apakah Google trend relevan dengan perilaku di lapangan. Jadi nanti bisa disesuaikan teknik-teknik SEO yang optimal," jelasnya.

Apalagi, algoritma mesin pencari Google kerap berubah.
Lantaran itu penyesuaian teknik SEO mutlak dibutuhkan.
Aktivis UKM Keke mulai mempelajari SEO sekaligus menjadikannya sebagai mata pencaharian sejak 1998, era internet baru dikenal di Indonesia. "Zaman segitu (1998-2001) enggak ada yang mau dan bisa ngajarin."

Keke belajar autodidak sembari bekerja di warnet Gaston, sekitar Taman Siswa, Yogyakarta. Dia diajak bekerja di warnet itu lantaran kerap numpang tidur di ruko dekat Waston.
"Waktu itu saya cuma minta dibayar makan saja. Karena cuma itu kebutuhan saya saat itu," ujarnya.

Siang hari Keke jaga warnet.
Di malam hari ia mengepel dan menutup ruko. Rutinitas itu ia jalani sekitar 1,5 tahun.

Untuk memenuhi kebutuhan bulanan, dia mulai belajar mencari pendapatan daring seperti pay per lead dan pemasaran afiliasi. Dia mulai mengutak-atik SEO. "Karena I love it."

Lantaran itu ia mendirikan Marketbiz. Dalam pikirannya, banyak orang susah seperti dirinya yang ingin bisnis tapi tidak mampu memasarkan.

Lulusan pendidikan akuntansi yang doyan mengulik pemrograman itu mulai pelanpelan memasarkan jasa SEOnya. Sekitar tahun 2001 dia makin mantap di jalur SEO.
Kala itu, SEO masih menjadi sesuatu yang eksklusif, yang banyak dikuasai konsultan asal Singapura. Pelatihan SEO pun dijual mahal, di atas Rp5 juta untuk satu sesi dan mulai booming sekitar 2006-2008.

Keke pun menyelenggarakan sejumlah pelatihan. Fokusnya pada UKM. Sendirian saja ia menggagas gerakan UKM goes online yang kemudian didukung teman-temannya sendiri.
"Karena sumber UKM masih serba terbatas," kata Keke.

Dengan internet, pelaku UKM tidak perlu mengalokasikan dana khusus untuk pameran di luar negeri. "Target saya, ada 1 juta pelaku UKM yang sukses dalam waktu empat tahun ini," ujarnya.

Untuk itu, Keke mengaku sedang mempersiapkan inkubator bisnis daring di www.ukmgoesonline.com dan pasar untuk mendaftar bisnis secara gratis (www.outofindonesia.com).

"Perkembangan digital economic ini harus jelas aturannya.
Kita juga harus siap sebagai pemain pasar yang berorientasi ke internasional," katanya.

Baru-baru ini Keke juga menyelenggarakan perlombaan SEO untuk mendongkrak pariwisata di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta bekerja sama dengan BP2KY (Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta). "Sudah akan diumumkan pemenangnya. Jadi kalau dicari international destination sudah muncul berita-berita seputar Solo dan Yogyakarta di halaman pertama pencarian google," ujarnya. (N-4) ica@mediaindonesia.com

http://anax1a.pressmart.net/mediaindonesia/MI/MI/2010/03/08/ArticleHtmls/08_03_2010_015_002.shtml?Mode=0


0 comments:

Posting Komentar

 
© Copyright by PIPIN BLOG  |  Template by Blogspot tutorial